Yak, hari ini adalah hari dimana gue dan temen-temen harus rela mengerjakan soal-soal ujian semester. Untuk hari ini dan seterusnya adalah bencana bagi gue si anak yang otaknya berada di bawah rata-rata temen gue semuanya adalah pekan bencana yang akan melanda otak bodoh gue. Hari ini adalah hari pertama kita, dan pelajaran yang diujukan hari ini cukup ringan dan tidak terlalu memeras otak (bagi gue semua pelajaran kagak ada yang ringan kecuali seni) yaitu Bahasa Indonesia dan Sejarah. Eh, ralat disini sejarah yang paling susah menurut gue. Soalnya gue gak belajar, malah baca Marmut Merah Jambu.
Waktu ujian Bahasa Indonesia, gue kerjain sebisa gue, dan alhamdulillah entah mimpi apa gue semalem, di ujian kali ini kita mendapatkan bonus soal (soal yang gak usah dikerjakan) sebanyak 5 butir. Gue semangat, alhamdulillah hampir semua gue bisa, dan hanya ada beberapa yang gak gue bisa dan harus bertanya pada rumput yang bergoyang (re : temen). Well, setelah terisi semua lembar jawaban (kecuali yang emang gak usah dikerjakan) gue yakin mau ngumpulin soal. Gue clingak-clinguk, ternyata baru satu temen gue yang udah selese dan udah dikumpulin, dalam hati gue bilang "gilak pinter banget". Gak lama setelah gue bilang gitu, gue ngumpulin. Sreet, gue taruh lembar jawaban gue otomatis di atas lembar jawaban temen gue tadi. Dan gue shock, jawabannya sama jawaban gue gak ada yang sama. Gue nangis di pojokan bagian hitam dari kelas ujian. Gue berusaha cuek dan langsung jalan ke kantin.
Waktu ujian Bahasa Indonesia, gue kerjain sebisa gue, dan alhamdulillah entah mimpi apa gue semalem, di ujian kali ini kita mendapatkan bonus soal (soal yang gak usah dikerjakan) sebanyak 5 butir. Gue semangat, alhamdulillah hampir semua gue bisa, dan hanya ada beberapa yang gak gue bisa dan harus bertanya pada rumput yang bergoyang (re : temen). Well, setelah terisi semua lembar jawaban (kecuali yang emang gak usah dikerjakan) gue yakin mau ngumpulin soal. Gue clingak-clinguk, ternyata baru satu temen gue yang udah selese dan udah dikumpulin, dalam hati gue bilang "gilak pinter banget". Gak lama setelah gue bilang gitu, gue ngumpulin. Sreet, gue taruh lembar jawaban gue otomatis di atas lembar jawaban temen gue tadi. Dan gue shock, jawabannya sama jawaban gue gak ada yang sama. Gue nangis di pojokan bagian hitam dari kelas ujian. Gue berusaha cuek dan langsung jalan ke kantin.
Jam kedua ujian setelah istirahat adalah waktunya Sejarah, gilak gue belum belajar apa-apa. Gue coba santai mengikuti irama nada kehidupan yang terus mengalir, hasilnya gue makin stress. Tilutlililit tulilit tulilit (bel masuk kelas tanda istirahat habis), memang lebih terlihat seperti bel orang jual es krim Walls "tiluuuliit tiluuuliit tilulilit". Gue masuk ke kelas dan gue hanya bisa komat kamit baca surat kabar. Dan entah ini keberuntungan kedua hari ini, pengawas yang masuk kekelas ujian gue adalah pengawas yang tidak terlalu memperhatikan. Soal dibagikan and then.............yeaaaah gue seneng banget. Gak ada soal uraiannya. Meskipun ada soal uraiannya, yang gue bisa cuma mengurai upil gue yang kering. Gue coba fokus ke soal. Hasilnya gue cuma bolak-balik halaman soal dan gue gak mendapatkan pencerahan sama sekali. Mau browsing juga hape gue gak memenuhi SBHC (Standart Browsing Hp China), dan pulsa juga gue cuma punya goceng dan itu kalo di buat buka google pasti udah sekarat pulsa gue. Anehnya di tengah-tengah kegalauan gue, pengawasnya bilang ke kita semua yang ada di kelas ujian,"Udah jangan rame, sms-an aja yah...kan kalo ujian-ujian biasanya ada tulisannya -harap tenang-". Yah apa bolehh buat, gue cuma bisa pasrah dan galau menanti sms jawaban dari temen gue. 10 menit berlalu lembar jawaban gue masih juga kosong. Dan tiba-tiba hp gue getar. SMS dari Firman yang isinya.
"Hai, gy ngaPZZ?"
Ini adalah isi sms yang bikin gue kepengen matahin leher Firman saat itu juga di depan pantat pengawas. Maksudnya apa coba. Gue bales
"lg galau...."
Dan beneran, gue waktu itu emang lagi galau. Sekilas sms gue dan Firman kayak dua homo yang gak tau jati dirinya lagi ada dimana dan lagi apa. Dan kita langsung saling berbalas satu sama lain. Firman ngebales.
"Ngomplah ae ,brengkesan tengu i. . .,!"
Gue bales,"Maav, nomer yang anda tuju sedang sibuk, cobalah beberapa saat lagi"
"Anda terhubung dengan Gaco Memo",bales dia gak mau kalah.
"Maav, nomer yang anda tuju sedang sibuk, tekan 1 untuk meninggalkan pesan (suara mbak-mbak oreator yang lagi ngeden nahan boker yang udah di ujung tombak)"
"Pengent pipis. . . Bambang, THOILET?!", jawab dia semakin alay, ntebutin TOILET aja sampe segitunya.
"udah...udah....eh gue mau tidur dulu tar kan mangkal, daripada tar capek dikejar-kejar satpol PP minta setoran, yaudah gue bubu dulu yaa muaaachh :*"
sms gue yang ini udah bener-bener keterlaluan, tapi apa boleh buat, ini biar dia diem dan gak sms gue yang aneh-aneh lagi. Dan... ternyata dia masih membalas.
"Wes2, , tu kn ud jd kbutuhan qt2 nek. ."
udah gue sama dia, kayak homo kehilangan jati diri ketika mau mangkal, yang kebingungan saat UAS. Stress.
"Ngomplah ae ,brengkesan tengu i. . .,!"
Gue bales,"Maav, nomer yang anda tuju sedang sibuk, cobalah beberapa saat lagi"
"Anda terhubung dengan Gaco Memo",bales dia gak mau kalah.
"Maav, nomer yang anda tuju sedang sibuk, tekan 1 untuk meninggalkan pesan (suara mbak-mbak oreator yang lagi ngeden nahan boker yang udah di ujung tombak)"
"Pengent pipis. . . Bambang, THOILET?!", jawab dia semakin alay, ntebutin TOILET aja sampe segitunya.
"udah...udah....eh gue mau tidur dulu tar kan mangkal, daripada tar capek dikejar-kejar satpol PP minta setoran, yaudah gue bubu dulu yaa muaaachh :*"
sms gue yang ini udah bener-bener keterlaluan, tapi apa boleh buat, ini biar dia diem dan gak sms gue yang aneh-aneh lagi. Dan... ternyata dia masih membalas.
"Wes2, , tu kn ud jd kbutuhan qt2 nek. ."
udah gue sama dia, kayak homo kehilangan jati diri ketika mau mangkal, yang kebingungan saat UAS. Stress.
Jawaban demi jawaban datang, dan lembar jawaban gue penuh dengan buletan buletan item yang hampir separo itu jawaban yang entah huruf apa yang keluar di otak gue yang lagi eror ini. Dan lagi-lagi gue ngumpulin kedua setelah temen gue satu yang sudah ngumpulin duluan. Gue gak langsung pulang karena gue yakin sepeda motor gue masih terjepit diantara motor-motor temen yang masih nangkring di parkiran.
Setelah yakin bisa pulang, gue pulang dan selamat sampe rumah dengan otak terbalik penuh asap hitam yang menandakan otak gue butuh istirahat.
Komentar
Posting Komentar