Ku ingin melihat keatas..
tapi hujan tak mengijinkan..
kuingin lihat kebawah..
tapi kaki penuh dengan cantengan..
tak sanggup ku melangkah, mendengar jadwal uasku besok.
apalah arti matematika, yang semakin dihitung semakin membingungkan..
apalah arti kewirausahaan, yang belum pasti kita lakukan kelak..
mencoba belajar dari kesalahan,
yang ada malah terjungkal ke dalam lubang kesalahan..
berdoa semoga ada mukjizat yang turun,
dan ku coba untuk terus beharap ada jawaban turun dari langit..
Semoga hari esok secerah hari ini...
NB: Padahal hari ini hujan terus dan mendung dari pagi.
Puisi diatas adalah mengungkapkan betapa galaunya gue yang harus menghadapi UAS besok. Mungkin bagi mereka yang otaknya sanggup berkelahi dengan rumitnya matematika sih, gue rasa gak akan ada masalah. Nah gue? belum berkelahi dengan soal UAS matematika aja udah nimbulin masalah, ntah itu gue molor duluan, ato gue bakar buku matematika gue terus gue kasih gula dan sedikit air hangat... lalu gue buang. Jus Alpukat masih enak, gak mungkin gue minum gituan. Yang ada gue malah pacaran sama WC kalo minum gituan. Yang ada malam ini gue udah nyoba belajar, dan hasilnya lumayan, gue paham sedikit matematika. Walaupun cuma 1+1=2. Yang nenek-nenek naik motor sambil kayang aja bisa ngerjainnya. Yah itu lah kemampuan gue.
Besok gue cuma bisa berdoa, supaya ada keajaiban yang dateng melanda ruang ujian gue. Dimana dua hari ini Ruangan gue penuh dengan keajaiban, pengawas yang jaga asik-asik semuanya. Baik-baik, imut-imut, sampe ada juga yang amit-amit. Pokoknya gue cuma bisa berharap keajaiban datang ke otak gue.
Oh ya, puisi diatas gue tulis dengan keadaan otak gue masih belum selese reparasi. Jadi, mohon maklum kalo misal agak slengean. Tapi, puisi diatas menggambarkan bagaimana seorang belang itu juga bisa merasakan galau akibat matematika. Sebenernya Matematika adalah pelajaran yang sangat simpel. Gue inget kata tentor gue di bimbingan belajar.'Kalo matematika di SMP itu lebih mengarah ke kehidupan sehari2', kata tentor gue. Mbaknya lagi pikun ato gimana? lah kita kan SMA??
'Lah kok bisa mbak?'
'Iya, coba kalian tanya tukang-tukang, pasti untuk mengukur suatu bidang agar pas siku-siku, dia akan menyebutkan 3 angka yang itu merupan tripel phytagoras'
Ternyata tukang juga belajar matematika, walaupun sebatas itu. Pikir gue.
'Nah kalo SMA itu cenderung untuk melanjutkan ke kuliahnya nanti'
Ooo...ternyata begitu. Tapi tetep, gue gak tertarik sama sekali.
Malah ada temen gue yang setiap kita membahas soal, dia selalu galau dengan keadaannya. Kenapa? soalnya dia selalu bertanya. 'Lah kok bisa kayak gitu?'
'ya, soalnya udah dari rumusnya seperti ini'
Malah ada pertanyaan yang gue pengen matahin tititnya jadi lima bagian sama rata, dan gue lempar ke kandag singa.
"Mbak, kok simbolnya seperti itu?"
"loh ya gak tau, coba kalian tanya ke orang yunani Kuno"
Nah mbak tentornya juga pengen gue patahin badannya jadi tiga bagian, masa ada orang Yunani kuno yang hidup sampe sekarang??!!
Well, intinya matematika adalah pelajaran yang menurut gue MAkin TEkun MAkin TIdak KAruan => MATEMATIKA. Jadi kalo kalian belajar matematika, jangan terlalu tekun, karenga bisa menyebabkan impotensi dan kegagalan pada otak, yang itu berkaibat fatal. Sekian.
Komentar
Posting Komentar